Senin, 24 Oktober 2011

Rangkaian Emergency LED untuk mengatasi listrik padam



lampu darurat dari ledSekarang sering terjadi listrik padam, apalagi di musim penghujan untuk daerah-daerah pedesaan seperti tempatku hampir setiap hujan turun pasti listrik padam. Jika listrik padam terjadi pada sianng hari tidak terlalu masalah, tetapi kalau terjadi pada malam hari....bisa gelap gulita di dalam rumah. Apalagi tidak ada lampu penenerang sedikitpun.Pada artikel sebelumnya saya tulis tentang inverator untuk mengatasi listrik padam karena kelebihan/lonjakan daya penggunaan. Sekarang akan kita buat lampu darurat atau istilah kerenya "Emergency Lamp" dengan menggunakan LED (Light Emiting Dioda). Kita pilih lampu dari led karena konsumsi dayanya yang sangat irit serta pancaran cahaya yang terang, sudah cukup lumayan daripada tidak ada lampu sama sekali.Dalam rangkaian ini kita gunakan baterai kering 6V yang sering digunakan di kendaraan bermotor dan gampang untuk mecarinya di pasaran. Untuk skema rangkaian emergency lamp dengan led dapat anda lihat di bawah ini.rangkaian emergency ledhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXzFEBQ_hVv4b55-4bO7OZJzqeZb5ng5-Y1O4MaiAnG4reEtIqyhfyFXC1VZ8sJKixZqhac398pblXW2onPKOlhdroFe_KBLLe3lOPh8cQVkiGhwCkwAL0jtTvPA1ULvfhS2j9dKUZjcM/s320/pcb-emergency-led.jpgUntuk menambah jumlah lampu tinggal membuat rangkaian paralelnya, tetapi yang perlu diingat jika lampu led ditambah maka baterai akan cepat habis, pertimbangkan untuk menggunkan baterai dengan daya ampere yang lebih besar.

Selasa, 18 Oktober 2011

Rangkaian Pengendali Jarak Jauh

Pengendali Jarak Jauh Menggunakan Jaringan Listrik


Perkembangan teknologi saat ini banyak memberikan kemudahan kepada kita untuk melakukan berbagai aktivitas mulai dari hal-hal yang mudah sampai yang rumit sekalipun. Hal ini nampak pada kecenderungan penggunakan ‘remote’ pada televisi. Remote televisi pada tahun 90-an hanya digunakan pada televisi yang berukuran besar saja dan saat ini hampir semua televisi 14 inch saja menggunakan remote.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa saat ini terdapat kecenderungan untuk melakukan berbagai aktivitas pengontrollan jarak jauh dan hal ini akan semakin populer pada berbagai aplikasi konsumen.
Pengontrollan jarak jauh , saat ini, yang populer digunakan adalah remote control dengan menggunakan infra merah, seperti pada remote control pada televisi. Infra merah cukup efektif digunakan jika alat yang dikontrol terdapat pada lokasi yang sama dan tidak terlalu jauh (kurang lebih 10 meter dan tidak ada penghalang).
Infra merah tidak dapat digunakan lagi jika perlatan yang ingin dikontrol ternyata berada dibalik dinding beton. Bagaiman meyiasati hal ini? Dengan menggunakan kabel misalnya. Solusi ini cukup efektif tetapi dari segi biaya tidaklah menguntungkan. Jika terdapat sepuluh peralatan yang akan dikontrol dan semuanya terletak di dalam ruangan yang berbeda-beda maka jumlah panjang kabel yang digunakan akan semakin banyak lagi. Hal ini jelas tidak menguntungkan. Terlalu banyak biaya yang terbuang untuk kabel saja.
Untuk itu diupayakan untuk membuat rangkaian yan mampu melakukan pengendalian jarak jauh tanpa menggunakan kabel tambahan tetapi dengan menggunakan kabel listrik/ jala-jala listrik PLN.
Pembuatan rangkaian ini sebetulnya cukup sederhana namun diperlukan perhatian ekstra karena disini tegangan PLN 220 volt cukup untuk membuat seseorang meninggal dunia.
Jika diasumsikan disemua ruangan terdapat aliran listrik, maka disemua ruangan tersebut dapat dilakukan pengontrollan pada berbagai perlatan yang diinginkan seperti menyalakan/mematikan televisi, lampu taman, atau membuka/menutup pintu garasi

Rangkaian Pemancar
Rangkaian pemancar pada alat ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya membangkitkan sinyal 36KHz dan menumpangkan sinyal 36 KHz ini di atas tegangan listrik 220 volt. Pada bagian pemancar ini tidak membutuhkan banyak suplai sehingga tidaklah perlu dibuat power suplai sendiri sehingga power suplainya dibuat tanpa transformator penurun tegangan.
Rangakaian pemancar ini terdiri dari 3 blok utama, yaitu :
· Control, berupa tombol untuk mengontrol dikirm atau tidak sinyal 36KHz-nya.
· Oscilator, yang membangkitkan sinyal 36KHz pada level tegangan tertentu terdiri dari sebuah OpAmp.
· Power suplai tanpa transformator, yang menghasilkan tegangan suplai DC 20 volt.
Gambar 1
Blok Diagram Pengendali Jarak Jauh
Blok Power Suplai Pemancar


Gambar 2
Rangkaian Power Suplai
Pada bagian power suplai ini dibentuk dari fullwave rectifier dengan 2 dioda D1 dan D2. Output dari bagian ini masih belum rata dan perlu di filter. Untuk filter dapat digunakan sebuah kapasitor 220uF, nilai kapasitor yang lebih besar lebih baik karena ripple akan semakin kecil.
Dioda yang digunakan adalah 1N4007 karena dioda ini mampu menahan tegangan balik sebesar (tipikal) 1000 volt. Jika menggunakan transformator penurun tegangan ke 20 volt maka cukup digunakan dioda 1N4001 atau 1N4002 saja.
Untuk menentukan tegangan output menjadi 20 volt dapat digunakan dioda zener 20 volt. Jika tidak terdapat dioda zener 20 volt dapat digunakan doida zener 10 volt 2 buah yang diserikan.
Blok Oscilator dan OpAmp



Gambar 3
Rangkaian Osilator dengan LM741
Pada blok ini dibangkitkan sinyal 36KHz dan menguatkan sinyal ini sampai kira-kira 10 mVpp. Osilator dibentuk dari rangkaian opamp dengan rangkaian resistor dan kapasitor.
Untuk mengontrol kapan sinyal 36KHz ditumpangkan ke jala-jala PLN digunakan tombol SW1. Pada saat tombol SW1 ditekan maka sinyal 36KHz akan ditumpangkan ke jala-jala PLN dan pada saat tombol SW1 dilepas maka sinyal 36KHz tidak ditumpangkan pada jala-jala PLN.
Bagian Penerima
Pada bagain penerima, pada power suplainya menggunakan transformator penurun tegangan karena pada rangkaian penerima membutuhkan suplai yang besar. Hal ini disebabkan oleh karena pada rangkaian penerima ini terdapat sebuah relay. Sebuah relay paling tidak membutuhkan arus 30mA dan arus sebesar ini tidak mungkin didapatkan dari sebuah power suplai tanpa transformator penurun tegangan.

Blok Filter


Gambar 4
Blok Diagram Rangkaian Penerima


Gambar 5
Rangkaian Filter Pada 36KHz

Output dari rangkaian ini diumpankan pada sebuah opamp untuk menguatkan sinyal 36KHz tersebut dan output dari opamp diumpankan pada sebuah transistor untuk menggerakan relay. Potensio R10 digunakan untuk menentukan toleransi dari frekuensi sinyal 36KHz.

Blok Power Suplai Penerima

Gambar 6
Rangkaian Power Suplai
Blok Control dan Relay
Pada bagian ini output sinyal dari opamp merupakan sinyal 36KHz yang sudah dikuatkan dan amplitudo tegangannya maksimal adalah 8Vpp. Besarnya sinyal ini tergantung dari besarnya gain pada opamp dan besarnya sinyal input 36KHz.
Karena sinyal 36KHz akan digunakan untu mengontrol relay maka komponen frekuensi tingginya dibuanan dengan menggunakan filter RC orde satu.


Gambar 7
Filter RC Orde 1

Output dari filter tersebut sudah berupa tegangan DC yang sudah rata dan dapat langsung mengontrol sebuah relay melalui sebuah transistor switching.

Rangkaian Lampu Taman Otomatis


Lampu Taman Otomatis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKqPa5OTeaV64CO7Tp3y1H3u0nQPW3xBqIYIvooW2VNsSzP0gG05fv-bwIE3paisQz1hwvqjsiasZV3EtIObcZA4UuyC8r8fGTZBN25KsbCNiLrQxVP43p5FRs4xX8PctWLPAMkzr7dnZ3/s200/lampu+taman.jpg
Lampu Taman
Kali ini saya akan membagikan sebuah artikel yang cukup menarik. Mau Tahu…?
Ini adalah hasil jalan-jalan saya ke sebuah pasar malam. saya melihat ada yang menjual sebuah alat elektronika yang cukup menarik, Lampu taman Otomatis. Setelah dicek ternyata lampu taman otomatis tersebut cukup sederhana dan saya  merasa mampu membuat lampu taman otomatis sendiri seperti itu.
Pertama-tama kita kumpulkan beberapa komponen elektronika yang memiliki peran penting dalam membuat lampu taman otomatis ini. Komponen tersebut terdiri dari sebuah Mikrokontroler sebagai Pengendali lampu taman Otomatis (Saya menggunakan ATMEGA 8535), sebuah Relay 12 Volt dan yang terpenting adalah sensor yang digunakan pada aplikasi lampu taman ini, Sensor PIR (Pasif Infra Red). Untuk jelasnya, anda bisa lihat diagram blok berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglmmYvILaAVadJnezyDcGpaWDDVbVh6rGIopNy07acSPaFuHNuRtgy6vASYkO3pjf7YUaj5rGxM8uZxpDb9gRcVkf02s9LsERC6kYRKBU7-U5q-maYHKtq_uCMRPDB-dO9tKiBEaSiR8-h/s320/Diagram+Blok+Lampu+Taman+.jpg

Gambar.1 Diagram Blok Lampu Taman Otomatis

Selanjutnya lihat gambar rangkaian lampu taman otomatis menggunakan sensor PIR berikut ini.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKj48-GBBsWfVKv7Evr_XsvNl2GuU7sKvBfOkpFqPeCOcPiflb3xYUdjXBjotGEGq3CDfS34qsBnOL43XLR0ybkUFffqA1CkZYpRiwcev_R2oDdeN9E8PRGDTbOADSQD2FpT3YqSNpnHXN/s320/Rangkaian+Lampu+Taman+otomatis.jpg
Gambar.2 Rangkaian Lampu Taman Otomatis
Dan untuk cara kerjanya dapat dilihat diagram alir lampu taman otomatis menggunakan sensor PIR berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEhXeGTEXsR0qD-EBVnKNOJxq6Iqz7EcQ8K_eWjSGXFBJNyfRgb3VY64RvUuLw_uxSLCJ-RvSW1b6jsL2AtLW97A68oznyNAtYmxRR5pXPFdvqpBb9D_ZF-BOoI9TLvaqBT1dyTUlNpAbe/s320/diagram+alir+lampu+taman+otomatis.jpg
Gambar.3 Diagram Alir Lampu Taman Otomatis

Sedikit penjelasan mengenai cara kerja lampu taman otomatis ini.
  1. Lampu taman ini dinyalakan secara manual di malam hari. Sebatas mengalirkan listrik utama dari rumah anda.
  2. Supply tegangan dari rumah akan mengaktifkan Mikrokontroler dan juga Sensor PIR.
  3. Kondisi awal lampu taman adalah OFF sebagaimana yang anda lihat di rangkaian lampu taman diatas (Gambar.2). Lampu taman dihubungkan dengan saklar NC Relay.
  4. Sensor PIR akan mendeteksi keberadaan manusia disekitarnya.
  5. Jika ada orang di taman, sensor PIR akan memberikan input 1 ke mikrokontroler dan mikrokontroler akan mengaktifkan relay. Posisi NO akan berubah menjadi NC dan lampu taman secara otomatis akan ON.
  6. Jika tidak ada orang di taman, sensor PIR akan memberikan input 0 ke mikrokontroler dan mikrokontroler akan menon-aktifkan relay. Posisi NC akan berubah menjadi NO dan lampu taman secara otomatis akan OFF.

Untuk Pemrograman Lampu taman otomatis menggunakan sensor PIR ini bisa anda buat sendiri menggunakan bahasa C (menggunakan Codevision AVR) atau menggunakan bahasa basic (Bascom AVR). Silakan gunakan diagram alir dari lampu taman diatas sebagai panduan.


Rangkaian Saklar Dan Lampu Tepuk


Skema Rangkaian Saklar Tepuk dan Lampu Tepuk


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFIfToQxGKGd5jGIw71z3cHNYimhcy0PmZeN0P8EE71XVT7a1_J6ztyUdPZaPTUSr09PN4m95_dtLk_JIKJoPfVJsEAm1_5vkaRoko0GgfEN6NTTmBDJ_8tCGJKiMdMdOQn3f8fBnwVoM/s1600/skema1.jpg
Cara kerjanya: 

Secara teori, kalau kita menggunakan sebuah microphone dan padanya kita tepukkan tangan, maka microphone akan mengubah getaran udara tepukkan menjadi sinyal listrik.
 Nah sinyal listrik yang masih kecil ini perlu di perkuat misalnya dengan transistor atau IC. Hasilnya dimasukkan ke capacitor dan resistor, sehingga kalau mendapatkan sinyal listrik besar, capacitor terisi dan tegangannya akan tinggi dan tegangan tinggi ini dimasukkan ke IC TTL flip flop yang kalau mendapatkan tegangan akan selalu mengubah status outputnya. Pada outputnya bisa dipasangkan penguat untuk mengendalikan relay. Kontakkan relay digunakan untuk menghidupkan lampu atau apapun


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnoDUBqMHJcEoeif0Avi9rfJSOHFzrfWwD5vEN8C7jtz0NIGX26WXvtCkiSkDlb-tVg2m9d5NOt1HC0-Bke_3wFYtt5PY-Vsuw-SoLxaQ6ZmHSbZKkg1qyDLw_mLfW2kFJQvf2Sf5aILg/s1600/lampu-tepuk-skema-edit+copy.jpg


Rangkaian Lampu Led Disko Mengikuti Musik


Rangkaian Elektronika, Lampu LED Disko Mengikuti Musik

Seri ini terdiri dari 10 LED berurutan, supply arus tegangan 9V IC1A diperlukan untuk memperkuat sampai 100 kali dan memindahkan sinyal audio IC1B. Tingkat sensitivitas rangkaian dapat disesuaikan dengan mengubah nilai R4. Nilai C4 berubah dari 220 ke 470nF. Setiap masukan R9 harus dikaitkan dengan output IC2 pin.
http://saniindrawan.files.wordpress.com/2009/12/lampu-dansa-oromatis.png?w=300&h=150
Lampu Dansa Oromatis
Daftar Komponen :
R1 :10K 1/4W
R2, 3 : 47K 1/4W
R4 : 1K 1/4W
R5, 6, 7 : 100K 1/4W
R8 : 820R 1/4
C1, 3 : 100nF
C2 : 10uF/50V
C4 : 330nF
C5 : 100uF/25V
D1 : 1N4148
D2-D11 : 5 or 3mm LED
IC1 : LM358
IC2 : 4017
MIC1 : Miniature electret microphone
R9, 10 : 10K 1/4W
R11 : 56R 1/4W
D12,13 etc : 5 or 3mm LED
Q1,2 : BC327
Q3 : BC337
Seri 4.017 adalah perangkat yang sangat bermanfaat untuk pekerjaan proyek dan digunakan dalam Permainan Timer dan dalam berbagai konstruksi DOCTRONICS kit termasuk Light Chaser dan Matrix Die. Bila Anda sudah familiar dengan 4.017, Anda akan dapat memikirkan banyak aplikasi rangkaian yang bermanfaat.
http://saniindrawan.files.wordpress.com/2009/12/ic-decoder-4047.png?w=300&h=186
Ic decoder 4047
Secara internal, 4.017 mengandung lima bistable subunit. Ini saling berhubungan dalam pola Johnson dikenal sebagai counter. Keluaran dari bistables yang didekode untuk memberikan sepuluh individvual output.